Tentang Buku Elektronik atau Ebook


banner1

Beberapa tahun terakhir ini, seiring dengan hiruk pikuknya penerbitan buku melalui cetak massal, justru electronic book atau singkatnya ebook melalui digital publishing mengalami perkembangan yang tidak bisa dianggap sepi terutama oleh para penerbit buku-buku cetak. Perkembangan digital telah dan sedang mengubah dunia penerbitan dan pada tahun-tahun yang akan datang ini kita akan melanjutkan untuk menyaksikan bagaimana sepak terjang penerbitan digital.

Mengapa Memilih Ebook?

Alasan membuat ebook barangkali bisa dirunut dari usaha-usaha awal munculnya ebook itu sendiri. Kembali ke tahun 1930, terinspirasi oleh “talkie” (gambar bergerak dengan suara yang selaras), Bob Brown menulis sebuah ebook untuk mesin pembacanya dan menamainya “Readies”. Tujuannya adalah untuk menghemat ruang, kertas, tinta, dan meningkatkan aktivitas membaca dengan menyediakan medium portabel dan fleksibel. Upaya lain dalam membuat ebook dilakukan pada tahun 1971 oleh Michael Hart sebagai langkah awal dari “Project Gutenberg” yang akan memungkinkan siapa saja dapat memiliki suatu perpustakaan digital tanpa biaya.

Rupanya usaha-usaha awal pembuatan ebook belum cukup memacu untuk meningkatkan revolusi pembuatan ebook. Akan tetapi, harus dikatakan bahwa usaha-usaha itu telah menemukan unsur pokok dari pentingnya suatu ebook, yaitu lebih baik kemanfaatannya, lebih mudah digunakan, dan lebih rendah biaya.

Dewasa ini, para pembaca tertarik pada ebook karena beberapa alasan. Pertimbangan pertama adalah harga. Tidak banyak buku cetak yang dapat dibaca atau dimiliki secara gratis, padahal banyak ebook bagus yang digratiskan dan siap diunduh di Internet. Sementara itu, untuk ebook yang tidak gratis, harganya secara umum lebih murah daripada harga versi cetaknya. Selain itu, kemudahan membeli, membawa, dan menyimpannya adalah hal yang menimbulkan daya tarik tersendiri pada ebook. Tidak seperti buku cetak, ebook dapat bisa dengan mudah dibeli atau diunduh dari mana pun dan kapan pun di belahan bumi ini asalkan pembaca tersambung dengan jaringan internet. Demikian pun dengan orang-orang yang tidak memiliki cukup tempat di rumah untuk menyimpan ratusan buku cetak, sekarang ini dapat menyimpan ribuan bahkan jutaan ebook hanya dalam satu eReader (smartphone atau tablet) yang mengambil tempat di rumah mereka sama dengan hanya satu buku cetak. Mereka juga dapat dengan mudah membawa sejumlah ebook itu ke mana pun mereka pergi. Atau bisa juga sejumlah ebook tersebut dapat disimpan pada perpustakaan online atau account mereka pada suatu ebook store yang dapat diakses dari mana pun tempat mereka berada. Di samping itu, membaca ebook interaktif dapat menjadi suatu pengalaman yang lebih informatif dan menghibur dibandingkan dengan membaca sebuah buku cetak. Bahkan dalam keadaan gelap sekalipun, suatu ebook tetap bisa dibaca dengan mengatur pencahayaan pada eReader-nya.

Ada berbagai hal yang menjadikan orang-orang memilih ebook. Dari pihak produsen, jelas biaya produksi ebook jauh lebih rendah daripada biaya produksi buku cetak. Ebook juga tidak memerlukan gudang penyimpanan seperti gudang buku-buku cetak. Untuk soal update isi, ebook dapat dengan mudah di-update. Sementara untuk buku cetak, harus menunggu cetakan berikutnya jika ingin meng-update-nya. Demikian pun untuk penyebarannya, setelah diunggah ke suatu ebook store, orang-orang di mana pun dan kapan pun dengan segera bisa mengaksesnya. Berbeda dengan buku-buku cetak! Setelah terbit, terlebih dahulu dimasukkan ke gudang kemudian disebarkan ke tempat-tempat yang terjangkau saja dengan menggunakan jasa-jasa pengiriman atau armada ekspedisi penerbit sendiri. Butuh biaya dan waktu lagi untuk bisa sampai ke tangan para pembaca. Beberapa hal itulah yang bisa dikatakan keunggulan mutlak dari suatu ebook dibandingkan dengan buku cetak.

Format File Ebook yang Dipilih?

Di tengah pesona ebook sekarang ini, para penerbit atau siapa pun yang akan ikut serta menyemarakkan dunia ebook tentu harus pandai-pandai memutuskan format file ebook mana yang akan dipilih. Tidak semua eReader yang beredar sekarang ini mendukung format yang sama. Di antara format file ebook seperti “PDF”, “MOBI”, dan lain-lain, yang paling luas diterima sekarang ini adalah “EPUB”. Dan pada umumnya, semua eReader yang lazim sekarang ini—kecuali “Kindle”—dapat menampilkan dokumen EPUB dengan baik tanpa kerepotan sehingga dapat dibaca dengan baik.

EPUB (electronic publication)—yang dipertahankan dan dikembangkan oleh IDPF (International Digital Publishing Forum)—adalah suatu file khusus yang berkonstruksi “ZIP” dengan ekstensi “.epub”. Suatu eReader dapat menampilkan isi dari suatu dokumen EPUB dalam berbagai ukuran layar, dari layar kecil pada smartphone sampai monitor lebar dari desktop. Secara mendasar, dokumen yang berekstensi “.epub” berisi teks-teks XHTML (eXtensible HyperText Markup Language) dan file CSS (Cascading Style Sheets) yang juga bisa merujuk gambar-gambar (juga audio dan video) serta huruf dan dienkripsi dengan DRM (Digital Right Management). XHTML adalah suatu pengembangan yang lebih luas dari HTML (HyperText Markup Language) sebagai bahasa yang digunakan dalam menulis pada semua halaman web. File EPUB juga berisi serangkaian file XML (eXtensible Markup Language) yang membantu memformat naskah sehingga tampilannya menjadi rapi dan dapat dengan baik ditampilkan oleh eReader. Pada eReader, file berekstensi “.epub” dapat diubah ukuran hurufnya sesuai keinginan agar lebih jelas kelihatan dan untuk berpindah halaman bisa dilakukan hanya dengan menyentuh atau menggeserkan jari pada permukaan halaman. EPUB lebih cocok digunakan untuk novel dan naskah-naskah yang tidak terlalu banyak memuat image.

Contoh lain format ebook adalah file yang berekstensi “.pdf” (Portable Document Format). Dokumen PDF juga bisa ditampilkan oleh eReader yang umum beredar sekarang ini. File PDF adalah suatu format yang digunakan untuk membuat suatu dokumen menjadi tidak terikat pada suatu aplikasi software, hardware, dan sistem operasi. File PDF menampilkan teks dan image sebagaimana tampilannya pada layout halaman dokumen bersangkutan yang dimaksudkan untuk dicetak, tetapi tidak menyesuaikan halamannya dengan berbagai ukuran screen eReader. Berbeda dengan file berkekstensi “.epub”, file berekstensi “.pdf” tidak bisa diubah ukuran hurufnya sehingga yang dilakukan adalah zoom in / out jika ingin mengubah ukuran teksnya. Untuk format ebook, file berekstensi “.pdf” lebih cocok digunakan untuk naskah yang memuat banyak image dengan layout yang sangat kompleks. Dari segi ukuran, file berekstensi “.pdf” jauh lebih besar daripada file berekstensi “.epub”.

Ebook dan Digital Publishing di Indonesia

Dalam rangka “Indonesia Book Fair” pada bulan November 2012, IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) memprakarsai suatu seminar yang bertema “Kebijakan dan Peluang Penerbitan Berbasis Ebook”. Tentu peristiwa ini akan membawa dampak positif kepada penerbit-penerbit di Indonesia untuk berpikir tentang penerbitan ebook atau digital publishing. Akan tetapi, jauh sebelum seminar itu, sudah banyak penerbit yang memproduksi ebook dan memasarkannya melalui kerja sama dengan beberapa ebook store Indonesia—meskipun harus diakui bahwa ebook yang beredar di Indonesia sekarang ini masih lebih banyak berformat “.pdf” daripada “.epub”.

Dewasa ini, penerbitan dan pemasaran ebook di Indonesia tidak lagi menjadi suatu impian yang setia menunggu sampai saatnya tiba. Justru sekarang inilah saatnya bagi para penerbit untuk menyajikan “menu baru” bagi para pembacanya. Jika ditinjau dari pihak konsumen (pembaca) ebook, dari waktu ke waktu semakin banyak para pembaca yang memilih dan membeli ebook. Bahkan, sering juga terjadi bahwa ada beberapa pembaca yang langsung menghubungi penerbit untuk menanyakan versi ebook dari suatu buku cetak. Dan sayangnya, sering terjadi bahwa para pembaca itu harus bersabar karena rupanya versi ebook dari suatu buku cetak yang ditanyakan ternyata belum tersedia.

Sementara itu, dari ketersediaan eReader-nya, baik smartphone maupun tablet, dari waktu ke waktu juga semakin banyak orang yang merasa membutuhkannya dan akhirnya membelinya dan harganya pun semakin terjangkau oleh kalangan umum. Meskipun pada awalnya orang-orang tersebut membeli eReader tidak pertama-tama dimaksudkan untuk membaca ebook tetapi untuk berkomunikasi atau hanya sekadar untuk hiburan, misalnya bermain game atau menikmati foto atau video, hal ini sebenarnya sudah mempersiapkan dan mendukung datangnya cara membaca baru lewat ebook.

Kemudian, berkaitan dengan tempat penjualan dan pembelian ebook, sekarang ini sudah mulai bermunculan berbagai ebook store yang siap menerima ebook untuk dipasarkan. Dengan demikian, beberapa faktor pendukung untuk kehadiran ebook sudah terpenuhi.

Dengan dukungan-dukungan seperti itu, para penerbit selain melayani konsumen mereka untuk buku-buku cetak, sudah saatnya juga menyediakan layanan untuk mereka yang menginginkan ebook. Tentu yang menjadi pertimbangan para penerbit sekarang ini adalah bagaimana membuat ebook yang baik dan berstandar karena pada kenyataannya dan barangkali karena berbagai rintangan masih ada beberapa penerbit yang meminta bantuan dari pihak ebook store-nya untuk menyulap dokumen mereka menjadi suatu ebook, terutama ebook yang berformat EPUB. Dan ini tidak menjadi masalah bagi pihak ebook store karena mereka akan segera mendapatkan content.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam layanan ebook agar sungguh memuaskan semua pihak, terutama para penerbit dan konsumen, adalah tentu saja tetap harus memperhatikan kualitas dari suatu ebook. Suatu ebook yang tidak berkualitas, digratiskan sekalipun barangkali tidak akan ada yang mengunduhnya. Selain kualitas, secara khusus ebook yang berekstensi “.epub” sebaiknya sesuai dengan standar IDPF supaya bisa diunggah di berbagai ebook store dan tampil dengan baik pada eReader yang sudah umum di kalangan pembaca. Selamat menerbitkan dan membaca ebook yang layak, berkualitas, dan berstandar! Peluang atau tantangan?!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *