Mengonsumsi makanan sehat berarti meningkatkan kualitas hidup. Dalam dunia yang semakin modern ini kita memiliki semakin banyak pilihan pula mengenai apa dan bagaimana makanan kita, jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Banyak orang meyakini bahwa menjadi vegetarian lebih sehat, yang lain memutuskan untuk mengonsumsi makanan organik saja. Semua itu demi memperoleh kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
Di tengah beragam pilihan makanan, sikap waspada semakin diperlukan. Bagaimana bahan makanan itu dibudidayakan, dipanen, diangkut, diolah, maupun dikemas sangat berpengaruh bagi kesehatan kita, juga berdampak bagi lingkungan kita. Kita dihadapkan pada berbagai bahaya yang berasal dari bahan pangan: bahaya residu pestisida, bahaya yang berasal dari bahan aditif pangan, kerusakan bahan pangan selama pengangkutan ataupun penyimpanan, dan sebagainya.
Pupuk dan pestisida kimia pada dasarnya digunakan untuk membantu tanaman agar dapat tumbuh lebih baik dan, dengan demikian, mampu berproduksi lebih banyak. Namun di sisi lain, para peneliti menemukan bahwa ternyata zat-zat kimia dalam pupuk dan pestisida tersebut dapat menurunkan nilai nutrisional dalam bahan pangan. Bukan hanya, itu, bahan-bahan kimia dalam pupuk dan pestisida disinyalir dapat menurunkan fungsi reproduksi pada manusia. Pupuk dan pestisida kimia juga tidak ramah bagi lingkungan, residunya yang tertinggal di dalam tanah justru akan menurunkan kualitas (kesuburan) tanah.
Bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan bahan pangan dengan kualitas yang lebih baik dan sehat? Salah satunya dengan membeli bahan pangan segar produksi lokal. Selain akan mendapatkan bahan pangan yang lebih segar dengan harga lebih murah, juga lebih ramah lingkungan karena lebih hemat energi.
Jika budget Anda terbatas, sementara Anda ingin mengonsumsi bahan pangan organik, pertimbangkan baik-baik jenis bahan makanan yang sebaiknya Anda beli. Beberapa jenis bahan pangan tertentu mengikat lebih banyak residu pestisida dibandingkan bahan pangan lainnya. Apel, pisang, anggur, kacang polong, susu sapi, berbagai jenis sayuran, dan stroberi mengikat residu pestisida lebih banyak dibandingkan dengan telur, ikan, biji-bijian, jeruk, dan daging.
Jika mengonsumsi bahan pangan non-organik, sedapat mungkin upayakan untuk meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh residu pestisida. Cucilah dengan cermat semua bahan makanan sebelum dikonsumsi, dengan air mengalir. Anda boleh juga menggunakan cairan pembersih untuk mencuci bahan makanan yang ditengarai mengandung residu pestisida, namun harus dipastikan bahwa bahan kimia yang Anda gunakan adalah bahan yang lembut, bukan bahan kimia yang keras. Dan, jangan lupa membilasnya baik-baik dengan air bersih yang mengalir.
Kupaslah buah-buahan dan sayuran umbi sebelum dikonsumsi. Jika selama ini Anda terbiasa mengonsumsi apel tanpa dikupas, ubahlah kebiasaan tersebut. Demikian pun jika hendak mengonsumsi buah pir dan anggur, kupaslah terlebih dulu. Selain untuk menghilangkan residu pestisida, juga karena biasanya buah-buahan dilapisi dengan lilin khusus sebelum dikemas, agar lebih tahan lama.
Dengan kewaspadaan dalam memilih, menyiapkan, dan mengonsumsi makanan, niscaya kehidupan yang lebih sehat dan lebih harmonis dapat kita raih. Waspadalah.
Sumber: Rosamond Richardson, 2003, Organic Home, London: Dorling Kindersley, p 89, 93-94.