Perubahan zaman telah mengubah pola hidup manusia. Jarang melakukan aktivitas fisik dan stres berlebihan telah menjadi salah satu ciri manusia modern. Itu masih ditambah lagi dengan pola makan yang buruk: terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, lemak jenuh, dan garam serta daging merah; kurang mengonsumsi serat dari sayuran dan buah. Kebiasaan-kebiasaan buruk pun lalu mengikuti, seperti begadang, merokok, minum minuman beralkohol, minum kopi berlebihan, dan mengonsumsi bahan makanan yang diawetkan.
Akibatnya, metabolisme lemak terganggu. Lemak tidak dapat disimpan sebagai gajih, tetapi bertumpuk di dalam darah sebagai kilomikron (partikel trigliserida yang terbungkus protein). Hal ini menyebabkan terjadinya dislipidemia (kenaikan kadar TG dan kolesterol-LDL di dalam darah). Jika sudah begini, penyakit-penyakit degeneratif pun mengikuti: diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan pembuluh darah. Ujung-ujungnya akan bertambahlah kasus stroke, serangan jantung, gagal organ, gagal napas, dan akhirnya, kematian.
Seiring dengan bertambahnya usia, semua penyakit degeneratif itu pun mengintip. Namun, dengan pengelolaan hidup yang baik, kita masih bisa hidup sehat hingga usia 80-an. Bagi mereka yang belum mencapai usia 35 tahun, penting sekali untuk melakukan perubahan gaya hidup yang meliputi pola makan, latihan rutin, manajemen stres, dan menghindari kebiasaan buruk. Bagi mereka yang telah berusia lebih dari 35 tahun, selain perubahan gaya hidup juga memerlukan konsumsi suplemen nutrisi dan antioksidan. Namun jika sudah telanjur terkena penyakit pembuluh darah, selain tindakan seperti yang telah disebut di atas, tentu harus diikuti dengan konsumsi obat-obatan sesuai petunjuk dokter.
Pola Hidup Sehat sebagai Pengobatan
Pola hidup sehat ini meliputi pola makan yang baik dan seimbang. Jangan makan terlalu kenyang tapi juga jangan kelaparan. Selain itu, makanlah makanan yang beragam sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pola hidup sehat juga meliputi olah raga aerobik yang teratur dan mengatur keseimbangan antara kerja, olah raga, dan istirahat; manajemen stres yang benar dengan pendekatan kejiwaan dan spiritual; serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, kopi kental, dan begadang.
Pola makan yang baik haruslah menghindari zat kimia dan aditif pangan yang berbahaya. Juga batasi konsumsi gula (minuman manis, soft drink, permen, cokelat), tepung (mi instan, roti instan, gorengan dengan tepung, serta cakes dan cookies), minyak yang jahat (gajih, jelantah, margarin, santan kental, daging merah, dan garam yang berlebihan. Sebaliknya, makanlah lebih banyak sayuran dan buah, sereal dan bijian utuh (nasi beras tumbuk, jagung, havermut/oatmeal), umbi-umbian (kentang, talas, ketela), kacang-kacangan (termasuk tahu dan tempe, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah), daging rendah lemak secukupnya (ikan, unggas), dan minyak yang baik secukupnya. Selain itu, minumlah banyak air putih (1½ hingga 2 liter per hari).
Pola makan sebaiknya juga memenuhi 4 sehat 5 sempurna dan 5 warna.
4 SEHAT
- Karbohidrat kompleks: sayur, buah, sereal/bijian utuh, umbi-umbian
- Lemak yang baik: omega-3, omega-6, omega-9: minyak ikan, minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun, dan MCT atau minyak kelapa (VCO)
- Protein rendah lemak-jenuh: ikan, unggas, telur, tahu, tempe
- Vitamin dan mineral: sayur-sayuran dan buah-buahan
5 SEMPURNA
- Susu rendah lemak, cukup protein, dan mengandung antioksidan (vitamin E, beta-karoten, selenium, zink) serta serat pangan termasuk simbiotik (pro- dan prebiotik)
5 WARNA
- Putih (susu, tahu), merah (wortel, tomat), kuning (m.zaitun, sayuran kuning), hijau (teh hijau, klorofil/sayuran hijau), dan hitam (jamur kuping).